Saat mataku terbuka, kepalaku terasa sangat pusing. Aku tak ingat betul apa yang sudah terjadi.
“Kamu sudah sadar Mas?” tanya seorang perempuan di sampingku. Tapi aku tidak tau dia siapa, dan aku hanya diam saja tanpa menjawab.
Aku coba bangun. Aku ada di tepi pantai, dan ada dua perempun di sampingku.
Sebenarnya siapa mereka?
Dan kenapa aku ada di sini?
“Kamu sudah sadar Mas?” tanya seorang perempuan di sampingku. Tapi aku tidak tau dia siapa, dan aku hanya diam saja tanpa menjawab.
Aku coba bangun. Aku ada di tepi pantai, dan ada dua perempun di sampingku.
Sebenarnya siapa mereka?
Dan kenapa aku ada di sini?
Jakarta, 22 januari 2017.
Aku sangat gugup. bukan, bukan hanya Aku. Semua orang gugup.
Pesawatnya Akan jatuh. Ohh Tuhan, aku takut.
Semua orang berteriak. Tapi telingaku terasa sangat dingin. Dan aku rasa, aku sangat pucat.
Ya Tuhan, aku berjanji akan hidup lebih baik lagi.
Aku benar-benar melihat lautnya, sebelum mata ini terpejam.
Aku sangat gugup. bukan, bukan hanya Aku. Semua orang gugup.
Pesawatnya Akan jatuh. Ohh Tuhan, aku takut.
Semua orang berteriak. Tapi telingaku terasa sangat dingin. Dan aku rasa, aku sangat pucat.
Ya Tuhan, aku berjanji akan hidup lebih baik lagi.
Aku benar-benar melihat lautnya, sebelum mata ini terpejam.
Tepi pantai, sepertinya ini pulau terpencil. Pikirku.
“Jadi hanya kita yang selamat?” tanyaku pada gadis itu.
“iya mas, hanya kita bertiga. Tapi sepertinya dia sangat trauma, dan menangis terus. Mas namanya siapa?”
“Entahlah..” Aku coba mengingat-ingat.
“Sepertinya, mungkin kepala Mas terbentur. Ada darahnya. Em, tidak usah dipikir Mas. Yang penting bagaimana kita bisa cepat selamat dari sini.”
“Jadi hanya kita yang selamat?” tanyaku pada gadis itu.
“iya mas, hanya kita bertiga. Tapi sepertinya dia sangat trauma, dan menangis terus. Mas namanya siapa?”
“Entahlah..” Aku coba mengingat-ingat.
“Sepertinya, mungkin kepala Mas terbentur. Ada darahnya. Em, tidak usah dipikir Mas. Yang penting bagaimana kita bisa cepat selamat dari sini.”
Kita mulai membuat api unggun, untuk membuat sebuah sinyal. Kita berharap ada heli atau tim sar yang segera menemukan kita.
Detik berlalu, menit berlalu, jam berlalu. Hari pun mulai gelap.
“Sebaiknya kalian tidur. Aku akan berjaga.” kataku pada mereka. Mereka berdua hanya menganguk pelan.
“Bisa kalian berdua jaga api unggunnya?”
“Memangnya Mas mau ke mana?”
“Semalam kalian tidur sangat nyenyak. Hari ini kalian pasti lapar. aku akan cari sesuatu untuk dimakan.”
“Terimakasih Mas, mungkin kalau tidak ada mas, kami akan kelaparan hari ini.”
“Memangnya Mas mau ke mana?”
“Semalam kalian tidur sangat nyenyak. Hari ini kalian pasti lapar. aku akan cari sesuatu untuk dimakan.”
“Terimakasih Mas, mungkin kalau tidak ada mas, kami akan kelaparan hari ini.”
Di hari kedua ini kami sudah agak tenang. terkadang kami bergurau untuk memecahkan suasana. Mereka bilang, Aku sangat baik.
Entahlah. Aku katakan pada mereka, mungkin sebelumnya aku adalah superman, atau pahlawan sejenisnya. Aku masih tidak bisa mengingat betul siapa diriku yang sebenarnya.
Menjelang sore, terlihat sebuah perahu dengan orang-orang yang berseragam kuning, aku berteriak kegirangan. Kukatakan pada mereka.
“Kita selamat!.. kita selamat!. Hahaha.”
“Kita selamat!.. kita selamat!. Hahaha.”
Jawa Pos, 25 januari 2017.
Pesawat air asian yang mengalami kecelakaan, kemarin telah ditemukan terjatuh di laut tepi kepulauan riau. Korban selamat diperkirakan dua orang perempuan (rianty, elly) dan satu orang laki-laki (fajri).
Korban laki-laki bernama fajri diduga adalah buronan polisi yang mencoba kabur keluar negeri karena kasus perampokan, dan kini sedang diurus di polres jakarta pusat.
TAMAT, Terimakasih.
Cerpen Karangan: NSA
Facebook: Nur Santoso
Facebook: Nur Santoso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar